Saturday, December 31, 2016

12:02 PM

Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Anak Dengan Total Physical Response

Assalamu'alaikum...

Hai sobat jumpa lagi dengan saya.. Alhamdulillah, semoga kita tetap dalam lindungan-Nya ya.. Kali ini saya akan mengulas tentang pembelajaran Bahasa Inggris pada anak dengan metode Total Physical Response. Langsung saja simak selengkapnya dibawah ini ya sob...



Pendidikan untuk anak usia dini (0-8 tahun) telah menjadi perhatian bagi para orang tua, para ahli pendidikan, dan pemerintah. Mengapa demikian? Karena hal tersebut sangat bermakna dan menentukan pendidikan pada usia dini bagi jenjang pendidikan dan perkembangannya di masa depan. Seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak identik dengan bermain dan spontanitas. Bagi anak,bermain adalah sarana untuk mengubah kekuatan potensial mereka menjadi kemampuan, kecakapan, dan penyaluran kelebihan energi dan relaksasi.

Menurut Mulyadi (2004), terdapat lima pengertian bermain:
1.      Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak
2.      Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya bersifat intrinsik
3.      Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih anak
4.      Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak
5.      Memiliki hubungan yang sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan social, dan sebagainya.

Dalam mempelajari bahasa, usia dini merupakan usia emas bagi anak, tanpa melupakan perkembangan penting lain dalam kehidupannya. Pembelajaran Bahasa Inggris pada anak dibawah usia 6 tahun dilakukan sebagai perkenalan bahasa bukanlah hal yang utama. Anak-anak usia 3 – 6 tahun secara cepat memahami Bahasa Inggris apabila mereka dibiasakan untuk mengungkapkan kata atau ungkapan dalam Bahasa Inggris. Oleh karena itu sobat, sebagai guru maupun calon guru harus kreatif dalam memberikan sumber belajar dan terus memperhatikan perkembangan anak sehingga anak menjadi lebih aktif dalam berbicara, khususnya berbicara menggunakan Bahasa Inggris.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk memperkenalkan Bahasa Inggris terhadap anak, guru dapat menggunakan salah satu metode yaitu Total Physical Response yang tentunya disertai rancangan kegiatan harian. Total Physical Respon merupakan suatu metode pembelajaran bahasa yang disusun pada koordinasi perintah (command), ucapan (speech) dan gerak (action); dan berusaha untuk mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik (motor). Metode ini dikembangkan oleh seorang professor psikologi di Universitas San Jose California yang bernama Prof. Dr. James J. Asher yang telah sukses dalam pengembangan metode ini pada pembelajaran bahasa asing pada anak-anak. Ia berpendapat bahwa pengucapan langsung pada anak atau siswa mengandung suatu perintah, dan selanjutnya anak atau siswa akan merespon kepada fisiknya sebelum mereka memulai untuk menghasilkan respon verbal atau ucapan. Metode ini sangat mudah dan ringan dalam segi penggunaan bahasa dan juga mengandung unsur gerakan permainan yang tentunya sangat disukai oleh anak-anak usia dini.


Asher menyajikan 3 hipotesa pembelajaran yang berpengaruh yaitu:

     1.   Terdapat bio-program bawaan yang spesifik untuk pembelajaran bahasa yang menggambarkan sebuah alur yang optimal untuk pengembangan bahasa pertama dan kedua. Dalam hal ini Asher, pencetus TPR, merumuskan tiga proses sebagai sentral;
     2.  Anak mengembangkan kemampuan mendengar sebelum mengembangkan kemampuan berbicara. Kemampuan mendengar anak diperoleh karena ia perlu merespon secara fisik perkataan orang tua dalam bentuk ucapan bahasa
     3.  Sekali kemampuan mendengar diperoleh, anak akan secara alamiah dan relatif tanpa usaha untuk memperoleh bahasa.
     4.  Literalisasi otak menggambarkan fungsi pembelajaran yang berbeda pada otak kiri dan kanan. TPR diarahkan pada pembelajaran otak kanan. Kebanyakan metode pengajaran bahasa kedua menggunakan mengarahkan pada pembelajaran otak kiri.
     5.  Stress mempengaruhi aktivitas pembelajaran dan apa yang akan dipelajari oleh peserta didik, stress yang lebih rendah kapasitasnya maka pembelajaran menjadi lebih baik.

Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Total Physical Response ini banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa, antara lain:

a. Latihan dengan menggunakan perintah (Imperative Drill ), merupakan kegiatan utama yang dilakukan guru di dalam kelas dari metode Total Physical Response. Latihan ini berguna untuk memperoleh gerakan fisik dan aktivitas anak.
b. Dialog atau percakapan (conversational dialogue).
c. Bermain peran (Role Play), dapat dipusatkan pada aktivitas sehari-hari di sekolah.
d. Presentasi dengan OHP atau LCD.
e. Aktivitas membaca (Reading) dan menulis (Writing) untuk menambah pembendaharaan kata (vocabularies) 

Total Physical Response menjadi metode yang cocok untuk pembelajaran pada anak-anak karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
      1.      Siswa dapat berpindah dari tempat duduknya dan bergerak di sekitar
      2.      Aktivitas yang sederhana tidak membutuhkan banyak persiapan
      3.      Melatih keaktifan siswa di dalam kelas
      4.      Membangkitkan rasa percaya diri
      5.      Memfasilitasi siswa dengan makna dalam konteks nyata


Jadi pada kesimpulannya, metode Total Physical Response ini mengajak siswa agar tidak stress dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu, proses belajar mengajar dimulai dengan mendengarkan kalimat perintah yang kemudian diikuti oleh response fisik. Metode ini melatih siswa untuk lebih aktif dan percaya diri melalui kegiatan langsung yang berhubungan dengan kegiatan fisik (physical) dan gerakan (movement).

Semoga bermanfaat ya sobat, jangan lupa semangat dan terus berkarya,,,

If You Think You Can, You Can 😍

Wassalamu'alaikum...

Thursday, December 29, 2016

9:12 PM

Masalah Pendidikan di Indonesia


Assalamu'alaikum...

Hai sobat, jumpa lagi dengan saya. Alhamdulillah... Kali ini saya akan berbagi atau sedikit mereview sedikit tentang permasalahan pendidikan di Indonesia. Simak ulasannya dibawah ini ya sob...

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan. Pasalnya, hal itu dibuktikan dengan data UNESCO (2000) tentang Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index) bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan yang cukup memprihatinkan yakni urutan ke – 102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999). Sedangkan hasil survey dari Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke 12 dari 12 negara di Asia yang berada dibawah Vietnam.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia mengalami ketertinggalan mutu di dalam pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Kita dapat membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang menjadi faktor penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya di Indonesia demi pembangunan bangsa. Oleh sebab itu, kita harus meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia agar tidak kalah saing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain ya sob…

Sobat, bila kita amati nampak jelas jika penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pengajaran.  Hal itu masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya.

Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan antara lain:

1    Rendahnya kualitas guru
Selain pendidikan di Indonesia memprihatinkan, keadaan guru di Indonesia pun juga memprihatinkan. Mayoritas guru belum memiliki profesionalisme yang cukup untuk menjalankan tugasnya sebagaimana yang tertera di dalam Undang-Undang Pasal 39 No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.

2      Rendahnya prestasi siswa
Dengan keadaan rendahnya kualitas guru, pencapaian prestasi siswa pun juga tidak maksimal. Contohnya, pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia Internasional sangat rendah dibandingkan siswa Malaysia dan Singapura.
Anak-anak di Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari amteri bacaan dan ternyata mereka sangat kesulitan menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan mereka menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.

3      Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup pada setiap tahunnya sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.

4      Rendahnya sarana fisik
Seperti yang kita tahu bahwa cukup banyak sekolah dan perguruan tinggi yang gedungnya rusak, penggunaan media pembelajaran yang rendah, ataupun buku perpustakaan yang masih minim dan tidak lengkap. Ironisnya lagi, masih ada sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan maupun laboratorium.

5      Rendahnya kesejahteraan guru
Rendahnya kesejahteraan guru sangat mempengaruhi rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru Independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya (Republika, 13 Juli, 2005).

6      Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
Layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.

7      Mahalnya biaya pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Ya, kalimat inilah yang sering menjadi momok tersendiri bagi sebagian masyarakat menengah kebawah, sehingga masyarakat miskin lebih memilih untuk tidak menyekolahkan anak-anaknya. Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu Pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi Negeri pun berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi favorit.

Terlepas dari beberapa permasalahan diatas, tak menutup kemungkinan adanya beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, antara lain:

1.      Meningkatkan anggaran pendidikan
Dalam upaya meningkatkan anggaran pendidikan, pemerintah memiliki peran penting untuk menanggung biaya pendidikan bagi warganya, baik sekolah negeri maupun swasta.

2.      Manajemen pengelolaan pendidikan
Manajemen pendidikan yang baik harus memperhatikan profesionalisme dan kreatifitas  lembaga penyelenggara pendidikan

3.      Bebaskan sekolah dari suasana bisnis
Sekolah bukan merupakan ladang bisnis bagi pejabat Dinas Pendidikan, kepala sekolah, guru maupun perusahaan swasta. Tetapi sekolah merupakan tempat untuk mencerdaskan bangsa.

4.      Perbaikan kurikulum
Penyusunan kurikulum hendaknya mempertimbangkan segala potensi alam, sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana yang ada.

5.      Pendidikan agama
Pendidikan agama di sekolah bukan sebagai penyampaian dogma atau pengetahuan salah satu agama tertentu pada siswa tetapi sebagai penginternasionalisasian nilai-nilai kebaikan, kerendahan hati, cinta kasih dan sebagainya.

6.      Pendidikan yang melatih kesadaran kritis
Sikap yang kritis dan toleran, akan merangsang tumbuhnya kepekaan sosial dan rasa keadilan. Oleh karena itu diharapkan bisa mengatasi masalah sosial, budaya, politik, dan ekonomi bangsa ini.

7.      Pemberdayaan guru
Guru hendaknya lebih kreatif, inovatif, terampil, dan berani berinisiatif dalam mengembangkan model-model pengajaran secara variatif.

8.      Memperbaiki kesejahteraan guru
Guru merupakan faktor dominan dalam penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu, upaya perbaikan kesejahteraan guru perlu ditingkatkan. Sehingga guru tidak hanya dituntut untuk meningkatkan wawasan maupun mutu mengajarnya serta menghasilkan output yang baik.

9.      Perluasan dan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan

Adapun strategi yang dapat dilakukan, yaitu pemantapan prioritas pendidikan dasar sembilan tahun, pemberian beasiswa dengan sasaran yang strategis, pemberian insentif kepada guru yang bertugas di wilayah terpencil, pemantapan sistem pendidikan terpadu untuk anak yang memiliki kelainan, serta meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam menunjang pendidikan yang berkualitas.

Indonesia memang tak luput dari berbagai masalah pendidikan, namun tak menutup kemungkinan adanya berbagai macam upaya untuk membangkitkan Indonesia dari keterpurukannya.

Demikian yang dapat saya ulas kali ini ya sobat, semoga bermanfaat..

If You Think You Can, You Can 😍

Wassalamu'alaikum...

Thursday, December 22, 2016

10:52 AM

Stress Management

Stress Management

How to Reduce, Prevent, and Cope with Stress
It may seem that there’s nothing you can do about stress. The bills won’t stop coming, there will never be more hours in the day, and your career and family responsibilities will always be demanding. But you have more control than you might think. In fact, the simple realization that you’re in control of your life is the foundation of stress management. Managing stress is all about taking charge: of your thoughts, emotions, schedule, and the way you deal with problems.

Identify the sources of stress in your life
Stress management starts with identifying the sources of stress in your life. This isn't as easy as it sounds. Your true sources of stress aren't always obvious, and it’s all too easy to overlook your own stress-inducing thoughts, feelings, and behaviors. Sure, you may know that you’re constantly worried about work deadlines. But maybe it’s your procrastination, rather than the actual job demands, that leads to deadline stress.
To identify your true sources of stress, look closely at your habits, attitude, and excuses:
  • Do you explain away stress as temporary (“I just have a million things going on right now”) even though you can’t remember the last time you took a breather?
  • Do you define stress as an integral part of your work or home life (“Things are always crazy around here”) or as a part of your personality (“I have a lot of nervous energy, that’s all”).
  • Do you blame your stress on other people or outside events, or view it as entirely normal and unexceptional?
Until you accept responsibility for the role you play in creating or maintaining it, your stress level will remain outside your control.

Start a Stress Journal
A stress journal can help you identify the regular stress ors in your life and the way you deal with them. Each time you feel stressed, keep track of it in your journal. As you keep a daily log, you will begin to see patterns and common themes. Write down:
  • What caused your stress (make a guess if you’re unsure)
  • How you felt, both physically and emotionally
  • How you acted in response
  • What you did to make yourself feel better
Look at how you currently cope with stress
Think about the ways you currently manage and cope with stress in your life. Your stress journal can help you identify them. Are your coping strategies healthy or unhealthy, helpful or unproductive? Unfortunately, many people cope with stress in ways that compound the problem.
Unhealthy ways of coping with stress
These coping strategies may temporarily reduce stress, but they cause more damage in the long run:
·      Smoking
·      Drinking too much
·      Overeating or underrating
·      Withdrawing from friends, family, and activities
·      Sleeping too much
·      Procrastinating
·      Filling up every minute of the day to avoid facing problems
·      Taking out your stress on others (lashing out, angry outbursts, physical violence)
Learning healthier ways to manage stress
If your methods of coping with stress aren't contributing to your greater emotional and physical health, it’s time to find healthier ones. There are many healthy ways to manage and cope with stress, but they all require change. You can either change the situation or change your reaction. When deciding which option to choose, it’s helpful to think of the four As: avoid, alter, adapt, or accept.
Since everyone has a unique response to stress, there is no “one size fits all” solution to managing it. No single method works for everyone or in every situation, so experiment with different techniques and strategies. Focus on what makes you feel calm and in control.

Dealing with Stressful Situations: The Four A’s
Change the situation:
·      Avoid the stressor
·      Alter the stressor
Change your reaction:
·      Adapt to the stressor
·      Accept the stressor
Stress management strategy #1: Avoid unnecessary stress
Not all stress can be avoided, and it’s not healthy to avoid a situation that needs to be addressed. You may be surprised, however, by the number of stressors in your life that you can eliminate.
  • Learn how to say “no” – Know your limits and stick to them. Whether in your personal or professional life, taking on more than you can handle is a surefire recipe for stress.
  • Avoid people who stress you out – If someone consistently causes stress in your life and you can’t turn the relationship around, limit the amount of time you spend with that person or end the relationship entirely.
  • Take control of your environment – If the evening news makes you anxious, turn the TV off. If traffic’s got you tense, take a longer but less-traveled route. If going to the market is an unpleasant chore, do your grocery shopping online.
  • Avoid hot-button topics – If you get upset over religion or politics, cross them off your conversation list. If you repeatedly argue about the same subject with the same people, stop bringing it up or excuse yourself when it’s the topic of discussion.
  • Pare down your to-do list – Analyze your schedule, responsibilities, and daily tasks. If you've got too much on your plate, distinguish between the “shoulds” and the “musts.” Drop tasks that aren't truly necessary to the bottom of the list or eliminate them entirely.
Stress management strategy #2: Alter the situation
If you can’t avoid a stressful situation, try to alter it. Figure out what you can do to change things so the problem doesn't present itself in the future. Often, this involves changing the way you communicate and operate in your daily life.
  • Express your feelings instead of bottling them up. If something or someone is bothering you, communicate your concerns in an open and respectful way. If you don’t voice your feelings, resentment will build and the situation will likely remain the same.
  • Be willing to compromise. When you ask someone to change their behavior, be willing to do the same. If you both are willing to bend at least a little, you’ll have a good chance of finding a happy middle ground.
  • Be more assertive. Don’t take a backseat in your own life. Deal with problems head on, doing your best to anticipate and prevent them. If you've got an exam to study for and your chatty roommate just got home, say up front that you only have five minutes to talk.
  • Manage your time better. Poor time management can cause a lot of stress. When you’re stretched too thin and running behind, it’s hard to stay calm and focused. But if you plan ahead and make sure you don’t overextend yourself, you can alter the amount of stress you’re under.
Stress management strategy #3: Adapt to the stressor
If you can’t change the stressor, change yourself. You can adapt to stressful situations and regain your sense of control by changing your expectations and attitude.
  • Re-frame problems. Try to view stressful situations from a more positive perspective. Rather than fuming about a traffic jam, look at it as an opportunity to pause and regroup, listen to your favorite radio station, or enjoy some alone time.
  • Look at the big picture. Take perspective of the stressful situation. Ask yourself how important it will be in the long run. Will it matter in a month? A year? Is it really worth getting upset over? If the answer is no, focus your time and energy elsewhere.
  • Adjust your standards. Perfectionism is a major source of avoidable stress. Stop setting yourself up for failure by demanding perfection. Set reasonable standards for yourself and others, and learn to be okay with “good enough.”
  • Focus on the positive. When stress is getting you down, take a moment to reflect on all the things you appreciate in your life, including your own positive qualities and gifts. This simple strategy can help you keep things in perspective.
Adjusting Your Attitude
How you think can have a profound effect on your emotional and physical well-being. Each time you think a negative thought about yourself, your body reacts as if it were in the throes of a tension-filled situation. If you see good things about yourself, you are more likely to feel good; the reverse is also true. Eliminate words such as "always," "never," "should," and "must." These are telltale marks of self-defeating thoughts.

Stress management strategy #4: Accept the things you can’t change
Some sources of stress are unavoidable. You can’t prevent or change stressors such as the death of a loved one, a serious illness, or a national recession. In such cases, the best way to cope with stress is to accept things as they are. Acceptance may be difficult, but in the long run, it’s easier than railing against a situation you can’t change.
  • Don’t try to control the uncontrollable. Many things in life are beyond our control— particularly the behavior of other people. Rather than stressing out over them, focus on the things you can control such as the way you choose to react to problems.
  • Look for the upside. As the saying goes, “What doesn't kill us makes us stronger.” When facing major challenges, try to look at them as opportunities for personal growth. If your own poor choices contributed to a stressful situation, reflect on them and learn from your mistakes.
  • Share your feelings.  Talk to a trusted friend face to face or make an appointment with a therapist. The simple act of expressing what you’re going through can be very cathartic, even if there’s nothing you can do to alter the stressful situation. Opening up is not a sign of weakness and it won’t make you a burden to others. In fact, most friends will be flattered that you trust them enough to confide in them, and it will only strengthen your bond.
  • Learn to forgive. Accept the fact that we live in an imperfect world and that people make mistakes. Let go of anger and resentments. Free yourself from negative energy by forgiving and moving on.
Stress management strategy #5: Make time for fun and relaxation
Beyond a take-charge approach and a positive attitude, you can reduce stress in your life by nurturing yourself. If you regularly make time for fun and relaxation, you’ll be in a better place to handle life’s stressors.

Healthy ways to relax and recharge
·      Go for a walk.
·      Spend time in nature.
·      Call a good friend.
·      Sweat out tension with a good workout.
·      Write in your journal.
·      Take a long bath.
·      Light scented candles.
·      Savor a warm cup of coffee or tea.
·      Play with a pet.
·      Work in your garden.
·      Get a massage.
·      Curl up with a good book.
·      Listen to music.
·      Watch a comedy.
Don’t get so caught up in the hustle and bustle of life that you forget to take care of your own needs. Nurturing yourself is a necessity, not a luxury.
  • Set aside relaxation time. Include rest and relaxation in your daily schedule. Don’t allow other obligations to encroach. This is your time to take a break from all responsibilities and recharge your batteries.
  • Connect with others. Spend time with positive people who enhance your life. A strong support system will buffer you from the negative effects of stress.
  • Do something you enjoy every day. Make time for leisure activities that bring you joy, whether it be stargazing, playing the piano, or working on your bike.
  • Keep your sense of humor. This includes the ability to laugh at yourself. The act of laughing helps your body fight stress in a number of ways.
Stress management strategy #6: Adopt a healthy lifestyle
You can increase your resistance to stress by strengthening your physical health.
  • Exercise regularly Physical activity plays a key role in reducing and preventing the effects of stress. Make time for at least 30 minutes of exercise, three times per week. Nothing beats aerobic exercise for releasing pent-up stress and tension.
  • Eat a healthy diet . Well-nourished bodies are better prepared to cope with stress, so be mindful of what you eat. Start your day right with breakfast, and keep your energy up and your mind clear with balanced, nutritious meals throughout the day.
  • Reduce caffeine and sugar. The temporary "highs" caffeine and sugar provide often end in with a crash in mood and energy. By reducing the amount of coffee, soft drinks, chocolate, and sugar snacks in your diet, you’ll feel more relaxed and you’ll sleep better.
  • Avoid alcohol, cigarettes, and drugs. Self-medicating with alcohol or drugs may provide an easy escape from stress, but the relief is only temporary. Don’t avoid or mask the issue at hand; deal with problems head on and with a clear mind.
  • Get enough sleep . Adequate sleep fuels your mind, as well as your body. Feeling tired will increase your stress because it may cause you to think irrationally.
More help for stress management
Causes of stress
Resources & References
General information about managing and coping with stress
Managing Stress: A Guide for College Students – Offers a total wellness lifestyle plan for managing, reducing, and coping with stress. (University Health Center, University of Georgia)
Stress Management: How Do You React During Stressful Situations? – Evaluate the way you react to stress and learn how to transform your negative responses. (Mayo Clinic)
The Road to Resilience – Learn how to increase your resilience, the trait that allows you to bounce back from adversity and stress. (American Psychological Association)
Managing Stress for a Healthy Family – Tips for dealing with stress in the family better and modeling healthy behavior to your kids. (American Psychological Association)
Stress management strategies
Assert Yourself – Self-help modules designed to help you reduce stress, depression, and anxiety by improving your assertiveness. (Center for Clinical Interventions)
Put Off Procrastinating – Work your way through a self-help series on how to stop procrastination problems. (Center for Clinical Interventions)
Stress – Learn all about stress, including stress reduction suggestions, including diet, exercise, herbal remedies, and cognitive-behavioral techniques. (University of Maryland Medical Center)
Exercise Fuels the Brain's Stress Buffers – Explains how regular exercise helps reduce and manage stress levels. (American Psychological Association)
10:44 AM

Metode Bermain Peran

Assalamualaikum...

Hai sobat jumpa lagi dengan saya. Kali ini saya akan berbagi tentang salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Oke, langsung saja ya sobat...



METODE BERMAIN PERAN

A.     Pengertian
Metode bermain peran (role playing) adalah cara pembelajaran dengan memberikan peran-peran tertentu atau serangkaian situasi belajar kepada peserta didik dalam bentuk keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru dan didramatisasikan peran tersebut ke dalam sebuah pentas. Peserta didik bekerja secara berpasangan atau berkelompok dengan peran yang berbeda, tergantung permasalahan yang akandipilih. Peserta didikakan lebih memahami materi pembelajaran melalui penghayatan peran yang dimainkan dan akan tinggal lama dalam benaknya.

B. Langkah-Langkah
a.       Persiapan kelompok:
1)    Mengidentifikasi dan memaparkan masalah
2)    Menjelaskan masalah
3)    Menafsirkan masalah
4)    Menjelaskan cara bermain peran
b.      Memilih partisipan:
1)    Menganalisis peran
2)    Memilih pemain yang akan melakukan peran
c.       Mengatur setting:
1)    Mengatur sesi-sesi tindakan
2)    Kembali menegaskan peran
3)    Lebih mendekat pada situasi yang bermasalah
d.      Mempersiapkan peneliti:
1)    Memutuskan apa yang akan dicari
2)    Memberikan tugas pengamatan
e.       Pemeranan:
1)    Memulai bermain peran
2)    Mengukuhkan bermain peran
3)    Menyudahi bermain peran
f.        Berdiskusi dan mengevaluasi
1)    Mereview pemeranan
2)    Kejadian, posisi, kenyataan
3)    Mendiskusikan fokus-fokus utama
4)    Mengembangkan pemeranan selanjutnya
g.       Memerankan kembali:
1)    Memainkan peran yang diubah,
2)    Memberi masukan atau alternatif
3)    Perilaku dalam langkah selanjutnya
h.      Diskusi dan evaluasi: Sebagaimana dalam tahap enam
i.         Berbagi dan menggeneralisasi Pengalaman
Menghubungkan situasi yang bermasalah dengan kehidupan di dunia nyata serta masalah-masalah yang baru muncul. Menjelaskan prinsip umum dalam tingkah laku.

C. Kegunaan
1. Memberikan semacam hidden practise.  Peserta didik tanpa sadar menggunakan ungkapan-ungkapan atau istilah-istilah baku dan normatif terhadap materi yang telah dan sedang mereka pelajari.
2.    Melibatkan jumlah peserta didik yang cukup banyak, sehingga cocok untuk kelas besar.
3.  Memberikan peserta didik kesenangan karena bermain peran pada dasarnya adalah permainan. Peserta didik akan merasa senang karena bermain adalah dunianya. Masuklah ke dunia mereka, sambil kita antarkan dunia kita.
4. Membantu peserta didik dalam memahami perasaan dan pikiran orang lain yang ditampilkan di dalam tingkah laku masing-masing.
5. Membantu peserta didik agar bersedia berbagi dan memikul tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat.
6.  Membantu peserta didik memahami dan menghormati nilai-nilai dalam kehidupan sebagai bagian dari umat/bangsa.
7.    Membantu peserta didik agar mampu menghargai pendapat orang lain.
8. Membantu peserta didik agar berani dan mampu mengambil keputusan dalam kelompoknya.

D. Bahan yang Dipersiapkan
Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran diperlukan bahan-bahan berupa :
1.      Skenario peran
2.      Kartu peran,
3.      Kertas plano,
4.      Spidol
5.      Dan sebagainya.

E. Pokok Bahasan yang Sesuai
Metode bermain peran dapat diterapkan pada materi ranah:
1.      Sejarah peradaban Islam
2.      Akhlak
3.      Fikih

F. Kiat Sukses dalam Pelaksanaan
1.    Untuk peserta didik yang pertama kali belajar dengan bermain peran, guru perlu memberikan penjelasan secara sederhana tentang cara-cara penggunaannya.
2.   Masalah dan situasi yang akan didramatisasikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik agar menarik perhatiannya.
3.   Guru perlu memberikan penjelasan tentang situasi yang akan didramatisasikan seperlunya.
4.         Guru harus menegaskan peranan peserta didik yang tidak ikut dalam dramatisasi atau sebagai penonton (pendengar) yang akan ikut serta dalam diskusi.
5.     Pada situasi dramatisasi sampai pada puncaknya, guru harus menghentikannya dan memulai diskusi. Dramatisasi tidak perlu sampai pada kesimpulan akhir dari masalah yang dihadapi, karena akan dilanjutkan dalam diskusi. Dalam diskusi semua peserta didik dengan bimbingan guru harus sampai pada kesimpulan dari pemecahan masalah yang timbul selama dramatisasi.



Semoga bermanfaat ya sobat!

If You Think You Can, You Can 😍

Wassalamualaikum...

About