Thursday, December 22, 2016

Metode Bermain Peran

Assalamualaikum...

Hai sobat jumpa lagi dengan saya. Kali ini saya akan berbagi tentang salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Oke, langsung saja ya sobat...



METODE BERMAIN PERAN

A.     Pengertian
Metode bermain peran (role playing) adalah cara pembelajaran dengan memberikan peran-peran tertentu atau serangkaian situasi belajar kepada peserta didik dalam bentuk keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru dan didramatisasikan peran tersebut ke dalam sebuah pentas. Peserta didik bekerja secara berpasangan atau berkelompok dengan peran yang berbeda, tergantung permasalahan yang akandipilih. Peserta didikakan lebih memahami materi pembelajaran melalui penghayatan peran yang dimainkan dan akan tinggal lama dalam benaknya.

B. Langkah-Langkah
a.       Persiapan kelompok:
1)    Mengidentifikasi dan memaparkan masalah
2)    Menjelaskan masalah
3)    Menafsirkan masalah
4)    Menjelaskan cara bermain peran
b.      Memilih partisipan:
1)    Menganalisis peran
2)    Memilih pemain yang akan melakukan peran
c.       Mengatur setting:
1)    Mengatur sesi-sesi tindakan
2)    Kembali menegaskan peran
3)    Lebih mendekat pada situasi yang bermasalah
d.      Mempersiapkan peneliti:
1)    Memutuskan apa yang akan dicari
2)    Memberikan tugas pengamatan
e.       Pemeranan:
1)    Memulai bermain peran
2)    Mengukuhkan bermain peran
3)    Menyudahi bermain peran
f.        Berdiskusi dan mengevaluasi
1)    Mereview pemeranan
2)    Kejadian, posisi, kenyataan
3)    Mendiskusikan fokus-fokus utama
4)    Mengembangkan pemeranan selanjutnya
g.       Memerankan kembali:
1)    Memainkan peran yang diubah,
2)    Memberi masukan atau alternatif
3)    Perilaku dalam langkah selanjutnya
h.      Diskusi dan evaluasi: Sebagaimana dalam tahap enam
i.         Berbagi dan menggeneralisasi Pengalaman
Menghubungkan situasi yang bermasalah dengan kehidupan di dunia nyata serta masalah-masalah yang baru muncul. Menjelaskan prinsip umum dalam tingkah laku.

C. Kegunaan
1. Memberikan semacam hidden practise.  Peserta didik tanpa sadar menggunakan ungkapan-ungkapan atau istilah-istilah baku dan normatif terhadap materi yang telah dan sedang mereka pelajari.
2.    Melibatkan jumlah peserta didik yang cukup banyak, sehingga cocok untuk kelas besar.
3.  Memberikan peserta didik kesenangan karena bermain peran pada dasarnya adalah permainan. Peserta didik akan merasa senang karena bermain adalah dunianya. Masuklah ke dunia mereka, sambil kita antarkan dunia kita.
4. Membantu peserta didik dalam memahami perasaan dan pikiran orang lain yang ditampilkan di dalam tingkah laku masing-masing.
5. Membantu peserta didik agar bersedia berbagi dan memikul tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat.
6.  Membantu peserta didik memahami dan menghormati nilai-nilai dalam kehidupan sebagai bagian dari umat/bangsa.
7.    Membantu peserta didik agar mampu menghargai pendapat orang lain.
8. Membantu peserta didik agar berani dan mampu mengambil keputusan dalam kelompoknya.

D. Bahan yang Dipersiapkan
Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran diperlukan bahan-bahan berupa :
1.      Skenario peran
2.      Kartu peran,
3.      Kertas plano,
4.      Spidol
5.      Dan sebagainya.

E. Pokok Bahasan yang Sesuai
Metode bermain peran dapat diterapkan pada materi ranah:
1.      Sejarah peradaban Islam
2.      Akhlak
3.      Fikih

F. Kiat Sukses dalam Pelaksanaan
1.    Untuk peserta didik yang pertama kali belajar dengan bermain peran, guru perlu memberikan penjelasan secara sederhana tentang cara-cara penggunaannya.
2.   Masalah dan situasi yang akan didramatisasikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik agar menarik perhatiannya.
3.   Guru perlu memberikan penjelasan tentang situasi yang akan didramatisasikan seperlunya.
4.         Guru harus menegaskan peranan peserta didik yang tidak ikut dalam dramatisasi atau sebagai penonton (pendengar) yang akan ikut serta dalam diskusi.
5.     Pada situasi dramatisasi sampai pada puncaknya, guru harus menghentikannya dan memulai diskusi. Dramatisasi tidak perlu sampai pada kesimpulan akhir dari masalah yang dihadapi, karena akan dilanjutkan dalam diskusi. Dalam diskusi semua peserta didik dengan bimbingan guru harus sampai pada kesimpulan dari pemecahan masalah yang timbul selama dramatisasi.



Semoga bermanfaat ya sobat!

If You Think You Can, You Can 😍

Wassalamualaikum...

No comments:

Post a Comment

About